TRILOGY : INFINITY – Cloud (1st Round) – Yeon Hyo Version

555013_10152099840818943_780325197_n

TRILOGY : Infinity – Cloud

 

Author : Yarica Eryana

Acc Twitter : @IchaGaemGyu

 

Cast : HKS (Hyo-Kyu-Soo) ; Yoon Yeon Hyo, Cho Kyu Hyun, Kim Myung Soo, others.

 

 ****

 

Infinity

-Mempersembahkan hati sepolos awan, mencintai tanpa batas seperti angin, dan menyinarinya dengan cahaya layaknya matahari-

TRILOGY : Infinity [CloudWindSun]

 

 

 

****

 

INFINITY – Cloud (1st Round) – Yeon Hyo Version

 

 

 ****

          “Hei, bagaimana bisa kau tahu kalau dia belum punya pacar? Ucapanmu itu seperti sudah tahu segalanya tentang Kim Myung Soo. Atau jangan-jangan … kau ini saudaranya, hm? Ah, itu tidak mungkin, kau tidak mungkin memiliki hubungan keluarga dengan Myung Soo. Lalu, bagaimana bisa kau tahu semuanya soal Myung Soo? Benar-benar mencurigakan.”

            Shin Ha Kyo menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap Yeon Hyo aneh, dan kemudian menghela napas pendek. “Bisakah kau sedikit mengurangi kecerewetanmu itu, Yeon Hyo-ya? Pantas saja gadis sepertimu tidak memiliki pacar, kau benar-benar parah.”

            “Parah?” Yeon Hyo membulatkan matanya lucu. Seolah-olah ucapan sahabatnya itu baru pertama kali ia dengar. “Kupikir, julukan itu terlalu berlebihan, Ha Kyo-ya.”

            “Berlebihan menurut ukuranmu, bukan ukuranku,” sahut Ha Kyo malas. Gadis itu mendengus dan kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah lain, seolah enggan membiarkan Yeon Hyo “menguasainya” siang ini.

            “Hahaha! Bagaimana kalau aku mulai mendekatinya saja?” tanya Yeon Hyo, masih dengan cengiran lebarnya yang terlihat konyol.

            “Kau mau mendekati pria itu? Maksudmu… Kim Myung Soo?” Kali ini Shin Ha Kyo yang membulatkan matanya, tampak tak percaya dengan ucapan Yeon Hyo. “Kau pasti bercanda. Sejak kapan pemikiran konyol itu menempel di otakmu?”

            “Sejak saat ini,” sahut Yeon Hyo enteng. Gadis itu mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya, tampak berpikir bagaimana cara mendekati Kim Myung Soo? Selama ini ia tak pernah menjadi pihak yang pertama kali tertarik dengan lawan jenisnya. Yeon Hyo hanya menerima. Ya, kemungkinan besar selama ini ia tak pernah benar-benar jatuh cinta. Ini yang pertama kalinya.

            “Memangnya kau mau berbuat apa?” tanya Ha Kyo lagi, tampak penasaran. Yeon Hyo pun tersenyum detik itu juga. Ia tahu kalau seorang Shin Ha Kyo begitu lemah jika sudah dibuat penasaran.

            “Kau tahu sekali kan kalau Myung Soo itu mirip siapa?” tanya Yeon Hyo misterius.

Ha Kyo menghela napas pendek, lalu berkata, “Aku tahu kalau dia itu mirip idolamu. Tapi… bukankah dia itu sangat berbeda dari L Infinite? Maksudku, wajah mereka berdua kan tidak terlalu mirip, lalu kau melihat Myung Soo itu mirip L Infinite dari sudut pandang mana?”

“Sifat,” sahut Yeon Hyo singkat, namun terdengar meyakinkan.

“Memangnya kau tahu sifat asli L Infinite? Apakah benar-benar sama dengan Myung Soo?”

“Setidaknya… sifat mereka lumayan mirip,” jawab Yeon Hyo dengan cengiran lebar yang lagi-lagi menghiasi wajahnya dengan polos.

Shin Ha Kyo menggeleng-gelengkan kepalanya. Gadis itu tak habis pikir, bagaimana mungkin hanya dengan bermodalkan pendapat sepihak yang menyatakan bahwa sifat Myung Soo dan L Infinite itu “mirip”, Yeon Hyo bisa tergila-gila pada pria es dari Kutub Utara itu? Oh tidak, sahabatnya satu itu sepertinya benar-benar sudah terjangkit virus Myung Soo.

“Lumayan? Itu tak bisa kau jadikan pegangan, Yeon Hyo-ya. Kau harus berpikiran rasional. Menurut gosip, memang Myung Soo tak memiliki seorang pacar. Tapi bagaimana mungkin kalau kau langsung memercayai hal itu? Hei! Myung Soo itu sangatlah tampan! Bagaimana mungkin pria setampan dia tidak memiliki seorang pacar? Aku malah curiga kalau pria itu seorang playboy,” Ha Kyo memelankan suaranya pada kalimat terakhir yang ia ucapkan.

Playboy?” Yeon Hyo mengerjap-ngerjapkan matanya dengan cepat. “Aku tak pernah melihat Myung Soo bersama gadis lain selama aku mengenalnya,” tambah Yeon Hyo lagi. Kali ini ucapan gadis itu sukses membuat Ha Kyo menggeleng lemah.

“Kudengar, pacar terakhirnya adalah seorang calon guru. Hm, mungkin guru sekolah dasar. Mereka berpacaran kurang lebih empat atau lima tahun. Yang jelas, gadis itu akan segera wisuda dalam waktu dekat ini. Dia baru lulus setelah hampir lima tahun mengikuti perkuliahan dan nilainya juga tidak terlalu bagus. Seharusnya ia bisa menyelesaikan kuliahnya hanya dengan waktu tiga setengah tahun saja. Aneh, bukan? Aku tidak paham selera Myung Soo. Tapi banyak yang mengatakan kalau mantan kekasihnya itu biasa-biasa saja. Tidak cantik.”

“Aku tidak tahu soal itu,” sahut Yeon Hyo sekenanya. Ia sebenarnya cukup malas membahas mantan Myung Soo atau siapa lah itu.  Memangnya kenapa dengan mantan Myung Soo itu? Bukankah itu hanya masa lalunya? Selama mantan kekasih Myung Soo itu tidak mengusik hidup Yeon Hyo, itu berarti sama sekali bukan urusannya. Kecuali, kalau gadis yang disebut-sebut sebagai mantan kekasih Myung Soo itu merecoki kehidupannya yang tenang, baru Yeon Hyo akan bertindak.

“Ceritakan lagi soal Myung Soo.”

“Cerita soal apa? Bukankah sudah kuceritakan semua tentang pria itu?” sahut Ha Kyo malas. Ia sudah terlalu lelah mengikuti perkuliahan sejak jam delapan pagi tadi. Ini masih jam dua siang, artinya Ha Kyo harus bersabar untuk mengikuti dua mata kuliah lagi dan pulang sekitar jam lima sore.

Yeon Hyo menarik napasnya dalam-dalam. “Kau bilang, dia itu playboy? Lalu di mana sisi playboynya? Bukankah mantan terakhirnya itu kau bilang sudah menjalin hubungan dengan Myung Soo sekitar empat atau lima tahun? Itu berarti, Myung Soo itu sangat setia. Jarang sekali ada pria sesempurna itu,” celoteh Yeon Hyo tanpa kenal ampun.

“Myung Soo itu suka berselingkuh. Kau tidak tahu? Dia banyak sekali menjalin hubungan dengan gadis lain. Aku tidak tahu bagaimana mantan Myung Soo bisa bertahan selama itu. Apakah dia itu terlalu setia pada Myung Soo atau terlalu bodoh? Kalau menurutku, dia itu terlalu bodoh. Sudah tahu Myung Soo sering mempermainkannya, itu berarti Myung Soo tidak benar-benar cinta pada gadis itu, kan?”

“Ya, kau benar,” sahut Yeon Hyo lemas. Gadis itu lantas menunduk dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Sebaiknya kau pertimbangkan lagi soal cintamu itu pada Myung Soo. Aku takut nanti kau menyesal,” tambah Ha Kyo lagi. Gadis itu menepuk-nepuk pundak Yeon Hyo, tanda memberi semangat.

“Ya, nanti aku akan menyesal kalau aku tidak jadi mendekatinya.”

“Maksudmu?” Ha Kyo menatap Yeon Hyo tak mengerti, sedangkan gadis yang tengah ditatap oleh sahabatnya itu malah melebarkan senyumnya.

“Siapa tahu nanti setelah aku berpacaran dengan Myung Soo, dia akan berhenti mempermainkan wanita dan memberikan seluruh cintanya yang tak pernah ia berikan pada gadis lain itu hanya kepadaku. Hahaha!” Yeon Hyo tertawa kencang, membuat beberapa orang pria di dalam kelas itu menoleh ke arah mereka berdua dengan pandangan aneh.

Ha Kyo menghela napas panjang. Kelihatannya sahabatnya satu ini sudah benar-benar terjangkit virus Myung Soo! Oh, ia harus bagaimana sekarang? Ha Kyo tidak mungkin membiarkan sahabat baiknya dipermainkan oleh lelaki macam Myung Soo, kan?

“Yeon Hyo-ya….”

“Ya?” Yeon Hyo menghentikan tawanya, lalu terbatuk kecil. Sepertinya gadis itu terlalu senang.

“Aku sudah memperingatkanmu dari awal. Apapun yang terjadi nanti, kau harus kuat dan bertahan.”

“Tentu saja,” sahut Yeon Hyo pelan. Sejenak gadis itu merasa aneh, kenapa Ha Kyo berbicara seperti itu padanya? Harus kuat dan bertahan? Sebenarnya… bertahan dalam soal apa?

Berbagai tebakan-tebakan kecil berkecamuk di dalam pikiran Yeon Hyo. Ia sendiri tak mengerti. Sebenarnya ada masalah apa? Jika memang Myung Soo itu seorang playboy, bukankah itu artinya Yeon Hyo harus menyadarkan pria itu dan membuatnya mencintai Yeon Hyo dengan tulus? Lantas… kenapa?

“Choi Ai Mal. Itu nama gadis yang kuceritakan tadi. Mantan terakhir Myung Soo. Yeon Hyo-ya, kau harus berhati-hati dengannya. Mengerti?”

****

 

            Yeon Hyo memutar kedua bola matanya dengan malas. Pelajaran statistik di Kyunghee University sedang berlangsung dan ia tidak suka. Gadis itu bahkan harus menahan rasa kantuknya dengan gerakan berlebihan, menyebabkan Ha Kyo meliriknya aneh. Tempat duduk Yeon Hyo memang selalu bersebelahan dengan Ha Kyo. Nama Yeon Hyo begitu populer karena kepopuleran Shin Ha Kyo sendiri.

            Siapa yang tidak kenal dengan Shin Ha Kyo? Gadis ramah yang cantik. Ha Kyo pintar, aktif dalam setiap kegiatan kampus, memiliki kulit bagus, dan wajahnya sangat mendukung. Banyak sekali mahasiswa Kyunghee University yang mengejar-ngejar Ha Kyo, tapi gadis itu selalu menolaknya dengan halus. Dari caranya saja, para pria sudah berpendapat kalau ia adalah gadis yang sangat sempurna. Lantas, apalagi alasan untuk tidak mengejar cinta gadis itu?

            Berbanding terbalik dengan Yeon Hyo. Jika Ha Kyo terkenal aktif di kampus, maka Yeon Hyo sebaliknya. Yeon Hyo paling tidak suka melibatkan dirinya dalam kegiatan-kegiatan kampus. Gadis itu lebih suka menghabiskan waktunya di dalam kelas sambil membaca novel terjemahan yang sengaja ia bawa dari rumah.

            Yeon Hyo memang tidak suka berbasa-basi. Gadis itu tampil apa adanya. Jika ia tidak mengenal baik seseorang, maka ia sama sekali tidak akan menyapa orang tersebut apapun yang terjadi. Ia juga dikenal cukup pendiam dan tidak begitu banyak ulah.

Dikelas peminatan khusus administrasi ini, Yeon Hyo hanya mengenal beberapa orang mahasiswa dari kelas reguler. Maklum saja, ia adalah seorang mahasiswa yang mengambil kelas akselerasi hanya dua tahun di Kyunghee. Jadi, ia tak begitu banyak mengenal mahasiswa-mahasiswa Kyunghee yang jumlahnya ribuan itu. Jangan kan berbeda fakultas, satu kelas dengannya saja belum tentu dikenal baik oleh Yeon Hyo.

Yeon Hyo bahkan baru menyadari kalau ada seorang pria yang menarik perhatiannya setelah dua bulan sekelas dengannya. Lucu memang, tapi begitulah Yeon Hyo. Ia sama sekali tidak memerhatikan sekelilingnya. Yeon Hyo baru menyadari kehadiran Myung Soo di sana setelah Ha Kyo memintanya untuk melihat pria tampan yang selalu duduk dijajaran kursi bagian depan itu.

Pria yang selama dua bulan ini benar-benar terlewat oleh mata Yeon Hyo. Pria dingin yang tak pernah menyapanya. Jadi, wajar sekali bukan, kalau Yeon Hyo selama ini tidak pernah menyadari keberadaan pria itu? Ia baru menyadarinya sekarang dan ternyata langsung jatuh cinta pada pria itu.

Tidak. Ini bukan cerita rekayasa. Tapi benar-benar terjadi dan inilah kenyataannya!

            “Yeon Hyo-ssi, pinjam pensilmu,” kata seorang pria sambil menyerobot pensil yang berada di dalam genggaman tangan Yeon Hyo. Gadis itu tersentak, menoleh ke arah sang pria, dan mendengus kesal.

            “Tidak modal,” cibirnya tanpa bisa dihentikan. Cho Kyu Hyun yang semula mulai sibuk menuliskan rumus statistik dalam buku catatannya, akhirnya mengangkat wajahnya. Pria itu membalas tatapan Yeon Hyo dan tersenyum menyeringai.

            “Daripada uangnya dibuang untuk dibelikan pensil, lebih baik dibelikan makan siang.”

            “Oh, kau benar sekali, Tuan Jenius,” ucap Yeon Hyo dengan nada mengejek. “Kalau kau tidak punya alat tulis, lalu bagaimana caranya kau belajar? Bukankah kau harus mempertahankan nilai-nilaimu, hm?”

            “Mudah saja, tinggal pinjam alat tulismu. Bukankah kau sangat kaya, Nona Ceroboh? Kau bahkan bisa membeli pensil di seluruh dunia ini, jika kau mau,” sahut Kyu Hyun tenang. Yeon Hyo mendecak kesal.

            Gadis itu lantas menghela napas pendek, lalu berbisik, “Awas saja kalau kau tidak mengembalikan pensilku setelah selesai menulis. Aku bosan mampir di toko dan membeli alat tulis baru hampir setiap harinya. Menyebalkan sekali, kau tahu?”

            “Itu bukan urusanku,” jawab Kyu Hyun seenaknya. Pria itu kembali fokus pada buku catatannya dan kembali sibuk mencatat rumus-rumus statistik yang sedang dijabarkan oleh Profesor Shin di depan kelas.

            “Oh baiklah, jika ada apa-apa denganmu, maka itu juga bukan urusanku,” ujar Yeon Hyo, menarik kesimpulan dengan cara yang begitu manis. “Ingat, aku tidak akan pernah lagi membantumu, jika terjadi hal-hal bodoh yang sering kau alami ketika berada di sekitarku. Jangan pernah melibatkan aku lagi.”

            “No problem,” sahut Kyu Hyun santai. Yeon Hyo lagi-lagi mendecak kesal. Tapi sejurus kemudian, ia merasa begitu bodoh. Bukankah untuk setiap tugas statistik yang diberikan oleh dosen, Kyu Hyun lah yang mengerjakan tugasnya dengan baik? Sebagai imbalannya, Yeon Hyo akan membantu pria itu secara finansial. Termasuk menolongnya ketika tidak memiliki uang untuk makan siang.

            Kyu Hyun sebatang kara. Ia tinggal di sebuah flat kecil yang sederhana di pinggiran kota Seoul. Kyu Hyun bahkan harus bekerja paruh waktu di Foffano’s, restoran Italia milik ayah Yeon Hyo sebagai seorang kasir. Lucunya lagi, Yoon Hae Min—ayah Yeon Hyo—sangat mengistimewakan pria itu, hanya karena pengunjung restoran mereka bertambah berkali-kali lipat sejak Kyu Hyun bekerja di sana.

            Cho Kyu Hyun sangatlah tampan. Hanya gadis buta saja yang mengatakan kalau pria itu tidak tampan. Tingginya 183 cm, dengan sepasang mata teduh yang menentramkan. Bola matanya berwarna cokelat gelap, kulitnya seputih susu, dan senyumannya mampu membius gadis manapun ketika menatapnya. Tapi kekurangannya adalah… Kyu Hyun miskin. Mungkin hanya ia satu-satunya mahasiswa Kyunghee yang berangkat dari rumah dua jam sebelum kelas dimulai, hanya karena tinggal dipinggiran kota Seoul.

            Kyu Hyun tentu tidaklah memiliki mobil Lamborgghini Murcielagos warna hitam mengkilap, seperti milik Kim Myung Soo. Pria itu juga bukanlah pewaris tunggal perusahaan ternama di Korea. Ia hanya seorang kasir di sebuah restoran Italia yang mendapatkan beasiswa di Universitas sebagus Kyunghee.

            “Oh ya, setelah ini kau mampir ke restoran ayahmu, kan?”

            “Bagaimana bisa kau tahu soal itu?” bisik Yeon Hyo dengan pandangan mata yang masih terfokus ke depan, mengamati gerak-gerik Profesor Shin. “Kau menghafal jadwalku?” tuduhnya cepat.

            Kyu Hyun melirik ke arah gadis itu sebentar, tertawa tanpa suara, lalu menjawab, “Bukankah itu memang rutinitasmu setiap hari Sabtu? Aku bukan menghafalnya, hampir semua orang tahu akan hal itu, Nona Yoon.”

            “Lalu?”

            “Aku mau menumpang mobilmu,” jawab Kyu Hyun tenang.

            Yeon Hyo mendengus kesal.

            “Bukankah kau ini tuan putri kaya raya yang terhormat, Nona Yoon? Dengan status sosialmu, tentu tidak begitu sulit memberikan tumpangan pada seorang pria yang sedang mengalami kesulitan ekonomi,” tambah Kyu Hyun lagi.

            Yeon Hyo kembali mendengus.

            “Ayahmu juga pasti akan sangat senang, jika melihat pegawai kesayangannya ini datang lebih awal bersama putrinya.”

            “Bisakah kau berhenti melontarkan alasan-alasan yang semakin lama semakin tidak masuk akal bagiku?” balas Yeon Hyo tajam.

            Kyu Hyun tidak menjawab. Lagi-lagi pria itu hanya tertawa tanpa suara.

            “Sial,” desis Yeon Hyo sambil mengalihkan pendangannya ke arah lain. Perlahan gadis itu menyipitkan matanya, menatap deretan kursi bagian depan—mencari Myung Soo.

            Pria itu ada di kursi paling ujung sebelah kiri, ditempat yang sama setiap harinya. Di saat yang lain sibuk mengobrol, mengotak-atik ponsel, tidur, dan kegiatan tak lazim lainnya saat dosen mengajar, namun pria itu masih duduk manis sambil menggoreskan pensil di atas buku catatannya yang terkenal rapi.

            Yeon Hyo berani bertaruh, kalau hanya Myung Soo dan Kyu Hyun saja yang mencatat penjelasan panjang lebar Profesor Shin siang ini. Selebihnya? Tidak ada. Semua sibuk dengan “kegiatan” masing-masing.

            Gadis itu melipat kedua tangannya di atas meja, menompangkan dagunya di sana. Matanya bergerak-gerak mengamati punggung Myung Soo. Sesekali gadis itu menahan napasnya saat Myung Soo menoleh ke belakang, seolah menyadari kalau ada seseorang yang tengah diam-diam memerhatikan pria itu.

            “Kau menyukainya?” tebak Kyu Hyun tiba-tiba.

            Yeon Hyo tersentak. Gadis itu buru-buru menoleh ke arah Kyu Hyun yang memang suka sekali duduk di sebelah kanan atau kirinya. Seperti sebuah kebetulan, Kyu Hyun memang hampir setiap hari terlambat masuk kelas dan selalu hanya kursi yang berada tepat di samping Yeon Hyo yang masih kosong.

            Keadaannya setiap hari memang seperti ini. Shin Ha Kyo duduk di sebelah kiri atau kanan Yeon Hyo, namun kursi di sebelahnya selalu kosong. Yeon Hyo selalu duduk ditengah-tengah, lebih tepatnya lagi diapit oleh Ha Kyo dan Kyu Hyun.

            Hal ini sangat menyebalkan bagi Yeon Hyo karena ia tidak pernah bisa akur dengan Kyu Hyun. Setiap hari ada saja topik pembicaraan sepele yang mereka perdebatkan.

            “Kenapa kau bisa menyimpulkan hal itu dengan begitu mudahnya?” ucap Yeon Hyo dengan nada tak bersahabat.

            “Matamu.”

            “Ada apa dengan mataku?” tanya Yeon Hyo lagi. Kali ini nada suaranya agak melemah.

            “Caramu memandang Myung Soo sangat berbeda ketika kau memandang pria lain, termasuk aku,” jawab Kyu Hyun tenang.

            “Eh?”

            “Dari sorot matamu, kau terlihat sangat menyukai pria itu. Aku benar, bukan?” tambah Kyu Hyun sambil tersenyum penuh kemenangan.

            “Kau sama sekali tidak tahu tentangku, Tuan Sok Tahu. Bagaimana bisa kau menyimpulkan hal semacam itu, sedangkan kau tidak tahu perasaanku?” sahut Yeon Hyo sarkatis.

            “Tentu saja aku tahu. Memangnya ada hal lain tentangmu yang tidak kuketahui, Nona Yoon? Ingat, kita hampir tumbuh besar bersama. Aku berhutang budi pada ayahmu yang telah mengadopsiku, itu alasan terkuat untukku untuk berusaha menjagamu. Aku tak mau kau jatuh cinta pada pria yang salah. Myung Soo tak baik untukmu, Yeon Hyo-ya. Cari pria lain yang lebih baik untuk kau cintai.”

            Yeon Hyo tercenung. Seumur hidupnya, baru kali ini ada seorang pria yang mencampuri urusan pribadinya sampai seperti ini. Ia tahu jelas kalau Kyu Hyun adalah orang yang paling tahu soal dirinya, keluarganya, bahkan semua hal yang menjadi rahasia ayahnya.

            Kyu Hyun diadopsi oleh ayah Yeon Hyo sekitar dua belas tahun yang lalu, saat pria itu masih berumur sepuluh tahun dari sebuah panti asuhan yang terancam tutup karena terbukti melakukan penjualan anak-anak ke luar negeri untuk dipekerjakan.

            Kyu Hyun hidup di rumah mewah, tinggal bersama Yeon Hyo selama lima tahun. Hingga pada akhirnya, ketika orang tua Yeon Hyo bercerai saat mereka berumur lima belas tahun, Kyu Hyun merasa sudah saatnya ia keluar dari rumah itu.

            Selain kedua orang tua Yeon Hyo, hanya Kyu Hyun sendiri yang tahu kenapa pasangan suami istri yang telah menampungnya selama lima tahun itu bercerai. Yeon Hyo yang merupakan putri tunggal mereka saja, tidak tahu alasan kenapa orang tuanya bercerai.

            Kyu Hyun keluar dari rumah Yeon Hyo, memulai hidup barunya dengan sangat sederhana di sebuah flat kecil yang ia pilih sendiri. Pria itu menolak semua fasilitas yang diberikan oleh ayah Yeon Hyo. Ia mulai bekerja paruh waktu untuk membiayai sekolahnya sendiri dan terus menerus belajar agar mendapatkan beasiswa di Kyunghee University.

            Kyu Hyun berhasil mendapatkan beasiswa dan bertemu lagi dengan Yeon Hyo saat upacara penerimaan mahasiswa baru beberapa tahun yang lalu. Ayah Yeon Hyo menawarkan pekerjaan sebagai kasir di restoran Italia miliknya yang baru resmi dibuka pada Kyu Hyun. Pria itu mau tak mau menerima pekerjaan tersebut karena membutuhkan uang. Lagi pula, hanya ayah Yeon Hyo yang bisa menoleransi dirinya yang cuma bisa bekerja pada sore sampai malam hari dan sering terlambat datang. Pria paruh baya itu sama sekali tidak pernah marah pada Kyu Hyun.

            “Profesor Shin sudah keluar dari kelas. Kau masih mau berdiam diri di sini?” tegur Kyu Hyun, membuat Yeon Hyo tersentak dari lamunannya.

            Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya, menatap ke sekeliling ruangan, lalu menggerutu kesal. Hanya karena Kyu Hyun berbicara seperti itu, Yeon Hyo langsung teringat dengan kenangan terpahit dalam hidupnya.

Perceraian kedua orang tuanya.

Hal yang paling menyakitkan baginya.

“Apa menurutmu, aku menyukai pria yang salah?” tanya Yeon Hyo aneh. Gadis itu berani mengeluarkan suaranya saat menyadari kalau tidak ada siapapun lagi diruangan ini. Hanya Yeon Hyo dan Kyu Hyun saja yang tersisa.

“Ya,” sahut Kyu Hyun singkat, begitu misterius.

“Kenapa?”

“Kau masih bertanya kenapa? Bukankah kau sudah tahu semuanya soal Myung Soo? Aku memberitahukan hal ini bukan karena peduli padamu, tapi karena kau adalah putri semata wayang Yoon Hae Min. Hartanya yang paling berharga. Jika kau terluka, ayahmu juga pasti akan sedih. Jauhi Myung Soo atau aku sendiri yang akan turun tangan menghalangimu.”

“Hei!” teriak Yeon Hyo kesal. “Kau tak berhak mengatur hidupku, Kyu Hyun-ah! Apapun risikonya, aku tidak akan pernah mundur sedikitpun!”

Kyu Hyun tertawa kecil lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. “Aku sudah memperingatkanmu, Yeon Hyo-ya.”

Yeon Hyo mendengus kesal, menyambar tas merah mudanya, lalu berlari keluar ruangan—meninggalkan Kyu Hyun yang menyunggingkan senyuman separuhnya saat melihat punggung gadis itu menghilang dibalik pintu.

Gadis itu tidak tahu alasan mengapa ia tidak boleh jatuh cinta pada Myung Soo. Shin Ha Kyo juga sudah menasehatinya panjang lebar dengan berbagai macam alasan.

Lalu sekarang?

Kyu Hyun melarangnya.

Oh astaga, makhluk macam apa sebenarnya Kim Myung Soo itu? Kenapa semua orang melarang Yeon Hyo jatuh cinta pada pria yang ketampanannya menyerupai pangeran dari negeri dongeng itu?

Siapa sebenarnya Kim Myung Soo?

****

 

            Yeon Hyo mengetuk-ngetuk ujung mejanya dengan sebal. Pandangan matanya tak terlepas dari sosok Kyu Hyun yang tengah menyerahkan uang kembalian pada pelanggan dengan senyuman yang sangat ramah. Pria itu membungkukkan tubuhnya berkali-kali dan mengucapkan terima kasih saat seorang pelanggan memuji cara kerjanya yang cepat serta ketampanannya yang memikat.

            Oh, semua orang yang sudah pernah melihat Kyu Hyun pasti tahu kalau pria itu sangatlah tampan. Ketampanannya tidak kalah dari Myung Soo. Mereka berdua memang sangat tampan dengan pesonanya masing-masing.

            Di saat pelanggan mulai sepi, Kyu Hyun bergerak mendekati meja Yeon Hyo, menepuk-nepuk pundak gadis itu dan tertawa menyebalkan.

            “Ada apa?” tanya Yeon Hyo malas. Sebenarnya ia sudah mengantuk, tapi kekesalannya pada Kyu Hyun membuat matanya masih bisa bertahan untuk beberapa jam ke depan.

            Kyu Hyun menatap gadis itu dengan tajam. Tawanya lenyap.

            “Kenapa kau meninggalkanku sendirian dikelas? Bukankah aku sudah mengatakan kalau aku akan kemari dengan menumpang mobilmu? Kau ini… tuli? Atau bagaimana? Hm?”

            Yeon Hyo melotot.

            “Hei! Jangan menatapku seperti itu,” gerutu Kyu Hyun mulai kesal. “Seharusnya kau minta maaf padaku. Untung saja Ha Kyo belum pulang, jadi aku bisa menumpang. Bukankah kau tahu kalau tidak ada sepeserpun lagi uang di dompetku? Kenapa kau begitu pelit?”

            “Siapa yang pelit?” balas Yeon Hyo tak mau kalah.

            “Tentu saja kau. Orang kaya pelit,” sahut Kyu Hyun enteng.

            Yeon Hyo mendengus keras. “Bukankah tadi aku sudah memperingatkanmu? Aku tidak akan pernah lagi membantumu, jika terjadi hal-hal bodoh yang sering kau alami ketika berada di sekitarku. Jangan pernah melibatkan aku lagi.”

            “Pengecualian. Menumpang mobilmu untuk sampai ke sini. Apa kau ini tidak punya hati nurani, eh? Teman sekelasmu sedang dalam keadaan sekarat, kau malah meninggalkannya begitu saja. Bagaimana kalau aku tidak bekerja hari ini? Ayahmu bisa saja memangkas gajiku,” gerutu Kyu Hyun kesal.

            “Oh,” komentar Yeon Hyo cuek, membuat Kyu Hyun menghela napas panjang.

            “Aku tidak akan meminta bantuanmu lagi,” ujar Kyu Hyun sambil menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Tersenyum dengan begitu manis.

            Yeon Hyo tertegun. Gadis itu tidak menyangka kalau Kyu Hyun memiliki senyuman yang seperti itu. Pria yang aneh. Setelah berkata seperti itu, Kyu Hyun lantas berlalu meninggalkan Yeon Hyo, kembali ke meja kasir.

            “Kenapa dia? Marah?” celoteh Yeon Hyo sendirian. “Dasar Kyu Hyun!  Begitu saja sudah marah,” tambahnya jengkel.

            Yeon Hyo menggeleng-gelengkan kepalanya dan menguap lebar. Rasanya ia mengantuk sekali, tapi ayahnya belum mau pulang. Yoon Hae Min masih sibuk di lantai dua, di dalam ruangan pribadinya. Pria paruh baya itu kemungkinan besar sedang menghitung pemasukan Foffano’s selama seminggu terakhir.

            Foffano’s adalah restoran Italia kesayangan Hae Min. Dibandingkan dengan semua badan usaha lain miliknya yang menjamur hampir di setiap titik pusat keramaian Seoul, ia lebih suka menghabiskan waktunya di Foffano’s. Hae Min selalu menganggap restoran Italia yang terkenal paling besar di Seoul itu paling istimewa karena ada satu alasan yang lagi-lagi hanya diketahui oleh Kyu Hyun. Yeon Hyo pun tidak mengetahuinya.

            Baru saja Yeon Hyo hendak menguap lebih lebar lagi, seseorang masuk ke dalam restoran dengan langkah terburu-buru, membuat lonceng yang memang ada di pintu masuk berdenting dengan keras.

             Semua orang yang ada di Foffano’s menoleh, tanpa terkecuali. Yeon Hyo bahkan mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali, seolah tidak memercayai penglihatannya sendiri. Pria yang baru saja masuk ke dalam restoran mewah itu mendadak menjadi pusat perhatian utama. Semua mata tertuju padanya.

            Kim Myung Soo menyunggingkan senyum tipisnya, menarik kursi kayu yang letaknya tak jauh dari Yeon Hyo, lalu duduk dengan gerakan super tenang. Tak lama kemudian, seorang pelayan wanita menghampiri Myung Soo dan mencatat pesanannya.

            Yeon Hyo masih menatap pria itu tak berkedip. Astaga, kenapa Kim Myung Soo bisa ada di sini? Bukankah rumah pria itu sangat jauh dari sini? Tidak mungkin kalau pria itu sengaja datang kemari, kan?

            “Kudengar… pasta di Foffano’s sangat enak, makanya aku ingin mencobanya,” kata Myung Soo seraya membalas tatapan aneh Yeon Hyo.

            Yeon Hyo tersentak. Gadis itu hanya mampu mengatupkan bibirnya rapat-rapat saat menyadari kalau Myung Soo sedang mengajaknya berbicara.

            “Tapi ternyata aku malah bertemu dengan Nona Yoon di sini. Bukankah ini kebetulan yang menyenangkan?” tambah Myung Soo, membuat kesadaran Yeon Hyo seketika  menguap entah ke mana.

            Sial! Bagaimana bisa pria itu ada di sini? Hanya karena ingin mencoba pasta di Foffano’s, ia rela jauh-jauh datang kemari di saat restoran ini hampir tutup? Kenapa tidak tadi sore saja datang kemari?

            Yeon Hyo menghirup oksigen di sekitarnya dengan susah payah. Astaga, melihat Myung Soo dari jarak sedekat ini benar-benar membuatnya kesulitan bernapas! Pria itu tampan sekali. Benar-benar sangat tampan!

            “Ya, kebetulan yang menyenangkan,” sambar Kyu Hyun yang tiba-tiba saja sudah bergerak mendekati Yeon Hyo, berdiri tepat di samping kursi yang diduduki oleh gadis itu.

            “Oh, ternyata Cho Kyu Hyun bekerja di sini,” timpal Myung Soo tanpa ekspresi. “Kalian terlihat akrab,” tambahnya cepat. Kali ini senyuman manis menghiasi wajahnya yang rupawan.

            “Begitulah,” sahut Kyu Hyun seenaknya. “Kau sudah memesan makanan? Milkshake strawberry di sini juga terkenal enak. Itu minuman kesukaan Yeon Hyo, kalau kau mau mencobanya.”

            “Eh?” Hanya komentar konyol itu yang sanggup meluncur dari bibir tipis Yeon Hyo. Gadis itu tidak menyangka kalau Kyu Hyun akan ikut ambil bagian dalam “pembicaraan” yang tidak disangka-sangka sebelumnya ini.

            “Benarkah? Kalau begitu, pesankan satu untukku,” jawab Myung Soo berusaha tetap tenang. Meskipun mereka bertiga satu kelas, tapi Myung Soo sama sekali tidak pernah bertegur sapa dengan Kyu Hyun. Keduanya saling bersaing satu sama lain, terutama dalam pelajaran. Sedangkan Yeon Hyo? Myung Soo mengenal gadis itu sebagai teman dekat Shin Ha Kyo. Ya, Shin Ha Kyo lah yang begitu populer, bukan Yeon Hyo.

            “Satu milkshake strawberry!” teriak Kyu Hyun yang langsung dijawab dengan anggukan ringan oleh salah seorang pelayan bernama Han En Ni. Pelayan bertubuh pendek itu buru-buru masuk ke dapur, memberitahukan pesanan tambahan pada sang koki.

            “Ada pesanan yang lain lagi?” tanya Kyu Hyun, berusaha terlihat profesional.

            Myung Soo menggeleng pelan, lalu menjawab, “Sudah cukup, terima kasih. Bukankah kau harus kembali ke meja kasir? Ada dua orang pelanggan yang sedang mengantre di sana.”

            Kyu Hyun mendengus sebal. Ia sudah melihat dua pelanggan itu berdiri di dekat meja kasir sejak tadi. Tapi pria itu sengaja sibuk menanyakan pesanan pada Myung Soo, hanya untuk menyelamatkan Yeon Hyo.

            Oh ayolah, Kyu Hyun tahu dengan jelas kalau Yeon Hyo menyukai Myung Soo. Gadis itu pasti mempermalukan dirinya sendiri, jika Kyu Hyun tidak ikut campur, bukan?

            Tunggu dulu! Ikut campur? Astaga, Kyu Hyun baru sadar kalau ia sudah ikut campur dalam hal semacam ini. Sebenarnya apa yang mendorong Kyu Hyun sampai rela melakukan hal ini? Ia tidak mungkin sedang berusaha melindungi gadis itu, kan? Memangnya apa hubungannya dengan gadis itu?

            Kyu Hyun hanya berusaha menyelamatkan gadis polos dari seorang pria playboy seperti Myung Soo. Bukankah setiap pria sejati akan melakukan hal itu? Berarti ia tidak sedang melindungi Yeon Hyo, kan? Melindungi dalam arti kata “menyukai” gadis itu dan tidak ingin terjadi apapun padanya.

            “Pelanggan sudah menunggumu,” ucap Yeon Hyo datar, sukses membuyarkan lamunan Kyu Hyun.

            Pria itu mengangguk cepat dan bergegas kembali ke meja kasir, menjalankan tugasnya dengan baik. Sedangkan Yeon Hyo masih membeku di tempatnya duduk, membalas tatapan Myung Soo yang kini hanya terfokus pada dirinya saja, lalu menghela napas panjang.

            Ia benar-benar tidak sanggup!

            “Maaf Myung Soo-ssi, sepertinya sudah waktuku untuk pulang,” ujar Yeon Hyo sopan seraya membungkukkan badan, tanda berpamitan. Restoran Italia itu memang sudah mulai sepi dan beberapa orang pelayan terlihat membersihkan ruangan.

            “Memangnya ayahmu sudah mengajakmu pulang?” tanya Myung Soo, sukses membuat tubuh Yeon Hyo terasa membeku seketika.

            Bagaimana ia bisa tahu?

            “Kau pasti berpikir bagaimana aku bisa tahu kalau ayahmu adalah pemilik restoran ini, bukan? Yeon Hyo-ssi, siapapun juga tahu kalau kau itu adalah salah satu orang terkaya di Kyunghee University.”

            Yeon Hyo terdiam. Ternyata Myung Soo berhasil menebak pikirannya.

            “Kau tidak tahu seberapa banyak laki-laki yang berusaha mendekatimu karena mengincar kekayaanmu?” ucap Myung Soo pelan, masih tidak mau melepaskan pandangan matanya dari sosok Yeon Hyo yang kini mulai gemetaran.

            “Itu sebabnya, ayahmu meminta Kyu Hyun untuk menjaga dan mengawasimu. Banyak sekali yang mengincarmu, Yeon Hyo-ssi. Kau harus berhati-hati.”

            “Ma—maksudmu?” jawab Yeon Hyo terbata-bata. Ia benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan ini. Sebenarnya apa yang ingin disampaikan oleh Myung Soo padanya?

            “Ayahmu. Yoon Hae Min. Mengumpulkan puluhan pria seumuran kita yang menjadi pewaris perusahaan ternama di Korea untuk dipilih menjadi beberapa orang saja dan akan dikenalkan padamu dalam waktu dekat ini. Aku… salah satunya. Mengejutkan sekali, bukan?”

            Yeon Hyo terkesiap. Wajahnya semakin memucat. Perjodohan? Bagaimana bisa? Kenapa ayahnya sama sekali tidak pernah membicarakan hal ini padanya?

            “Ah, kau tidak tahu?” tanya Myung Soo dengan nada prihatin. Yeon Hyo sama sekali tidak menjawab. Lehernya terasa begitu kaku.

            “Bukankah kau menyukaiku, Yeon Hyo-ssi? Benar-benar kebetulan yang menyenangkan. Aku akan dijodohkan dengan gadis yang memang menyukaiku sejak lama. Mungkin aku bisa mulai belajar menyukaimu sedikit demi sedikit,” ucap Myung Soo terdengar kejam.

            Yeon Hyo menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sama sekali tidak menyukai pembicaraan ini! Bagaimana bisa Kim Myung Soo mengatakan hal sekejam itu padanya? Belajar menyukai Yeon Hyo sedikit demi sedikit? Sial! Yeon Hyo bukanlah pengemis cinta semacam itu. Bukan ini yang ia harapkan!

            “Jadi kau mengincar hartaku?” tanya Yeon Hyo pada akhirnya. Bibirnya bergetar dengan hebat, tatkala Myung Soo menyunggingkan senyum iblisnya yang membuat Yeon Hyo tiba-tiba merasa muak.

            “Memangnya ada alasan lain? Perusahaan ayahku sedang mengalami kesulitan ekonomi. Aku sebagai putra pertama, pewaris kekayaan, tentu harus menyelamatkan perusahaan ayahku, kan? Sebenarnya aku juga tidak setuju dengan perjodohan semacam ini. Tapi apa boleh buat, semuanya sudah terlanjur. Terima kasih sudah menyukaiku, Yeon Hyo-ssi. Kenyataan kalau kau menyukaiku itu ternyata sangat membantuku.”

            “Kau!” teriak Yeon Hyo geram. Rasanya ia ingin meledak saat itu juga, menumpahkan segenap amarahnya. Namun, senyuman yang lagi-lagi menghiasi wajah tampan Myung Soo, ternyata mampu membungkam mulutnya. Yeon Hyo sama sekali tak berkutik saat pria itu menyuapkan pasta yang baru saja diantar oleh pelayan ke dalam mulutnya dengan cepat. Milkshake strawberry itu juga diminumnya sampai bersisa sedikit.

            “Pasta dan milkshake ini benar-benar enak. Maaf, tidak menghabiskan pastanya. Aku harus pulang sekarang. Terima kasih atas pelayanan restoranmu yang memuaskan,” ujar Myung Soo seraya bangkit dari kursinya, berjalan menuju ke meja kasir, dan membayar pesanannya tanpa mengambil uang kembalian yang disodorkan oleh Kyu Hyun dengan muka sebal.

            Yeon Hyo hanya bisa menatap punggung pria itu menghilang dari balik pintu tanpa bisa berbuat apa-apa. Ia tidak menyangka kalau Myung Soo akan bersikap seperti itu padanya.

Benarkah kalau pria itu mengincar harta kekayaannya? Bukankah Myung Soo juga merupakan salah satu orang terkaya di Kyunghee University? Apa tujuan Myung Soo yang secara terang-terangan mengatakan kalau ia mengincar kekayaan Yeon Hyo? Memberi ancaman pada Yeon Hyo atau sengaja menjelek-jelekkan diri sendiri agar gadis itu berhenti menyukainya?

            Sebenarnya… apa yang terjadi?

****

 

TO BE CONTINUED

 HKS Comeback! 

Hahahahahha XD

Udah hampir setahun gak nulis, akhirnya nulis jugaaaaaa!

Tokoh yang muncul di FF ini baru dikit ya kan?

Padahal FF ini bakalan rame pakek banget!

Bukan cinta segitiga antara Kyu Hyun – Yeon Hyo – Myung Soo kok, tapi cinta segi banyak. Hahahhaha XD

Banyak tokoh yang kemungkinan baru nongol di BAB 2.

Hhehehehehe.

Makasih buat readers setia yang masih nungguin tulisan-tulisan aku.

Makasih banyaaaak 😀

106 pemikiran pada “TRILOGY : INFINITY – Cloud (1st Round) – Yeon Hyo Version

  1. hum.. welcome back.. ini bakal rumit kayaknya.. myung jgn2 anak tiri ibunya yeonhyo? ah, mengenaskan kehidupan kyu dsni.. tapi suka dg penggambaran tokoh kyu.. hidup dg keadaan kurang tapi ga minder bahkan stay coo.. suka interaksi dy sma yeonhyo..

  2. yeay
    eonni come back
    spechless..
    intinya suka pke bgt…
    tulisan eonni itu moodbuster buat aku. terus berkarya ya eonn

    knp mereka melarang yeon hyo smpe segitunya
    dan kyu hyun..apa yg disimpan pria itu…yeon hyo kok ga tau apa2 eonn…kyknya dy type yg cuek bebek bgt yak…aih aq suka quotesnya ttg cloud wind and sun
    bikin..melting#plak

  3. Finally… akhirnya “infinity” menampakan dirinya. Kkkkk~
    Ok kata eonni banyak toko bukan kluenya dan cinta bersegi segi…. lagaknya harus mempersiapkan beberapa kertas dan alat tulis untuk membuat catatan dan bagan agar tak lebih mudah mengingat nama tokohnya 😉 same as “Reminiscences”:-D:-D #alasaan padahal sebenarnya gampang lupa heheheh
    Ok i’m waiting the next bab 2 eonni ya…. 😉

  4. Selalu begitu, tulisanmu menyenangnkan dan membuat penasaran.. Kau buat seperti apa tokoh myungsoo eonni? Kenapa macem itu karakternya? Oh cho kyuhyun, gimanapun kau, aku padamu sayang.. *eh? *ditimpuksendal

  5. Huwaaa,akhirnya eonni comeback.
    HKS menunggu.
    keren eon,kasian kyu hyun ny kenapa jadi miskin,tapi untungnya ada ayah yeon hyo.
    oh,myung soo kau selalu menggetarkan hati yeon hyo.
    hhahha
    lanjutin eon. 🙂

  6. Akhirnya! Ada cerita baru yg di post haha~ dan bener2 bikin penasaran bacanya sampe semuanya terungkap. Tapi, kenapa cuma kyuhyun yg tau soal alesan dibalik semua kejadian yang ada padahal yang anaknya itu yeon hyo? Kenapa juga myungsoo jahat gitu ngomongnya? Next part ditunggu, ka! ^^

  7. Eonni akhirnyaaaaaaa~
    Kenapa kyuhyunnya jadi orang miskin?? Mau bikin terobosan baru kah?? 😀
    Biasanya author2 yg lain bakalan pake karakter orang kaya yang sok angkuh dan berkuasa buat kyuhyun karna itu cocok sama muka dan style nya kyuhyun
    Tapi apapun, aku tunggu next chap nya ya eon 😀
    Fighting!!!

  8. Eonni kemana ajaaaaaaaa? eyke lumutan cyin.. Asli kangen banget sama HKS:'( daaan akhirnya comeback hahahaha berasa dapet durian (?) lanjut eonni lanjut, jarang-jarang kyu jadi orang miskin hoahahaha :v. MyungSoo always bikin greget nih orang.. Aaaaaaa pokoknya selamat datang kembali lah haha 😀

  9. Aaaaaaakkkkkkk, akhirnya ada postingan baru di wp ini :’) seneng seneng seneng pake banget, tau tau pas buka ada tulisan ini.
    Myung soo is so damn hot. What the heck? Aaakkkk. Tapi Mr. Cho tetep nomer 1 di hati. They doesn’t have to try buat keliatan panas, mereka bakal selalu panas.
    Gebrakan baru nih eon buat karakter kyuhyun, antimainstream abis haha. Tetep cinta apapun yang terjadi. Keep writing eonnie, readers mu selalu menanti karya2mu :*

  10. Eonni, ff nya daebak and nice.

    Kyuhyun miskin?? Membuat aku shock banget.

    Myungsoo sok cool #diterjang

    Yeon Hyo polos banget. Aku suka

    eonni, nih ff inspirasinya dari mana?? Sumpah, baca ff ini terasa kayak nonton drakor.

  11. kyaaa eonni ! akhirnya nulis ff lagi 🙂 kangen baca tulisanmu eon.
    kyu jd orang miskin ? wow baru tuh, agak gimana gt.. terus myungsoo kok gt ya ? sbebernya dy sifatnya gmn sih ? ih penasararan sama karakter myungsoo dan juga tentang kyuhyun yg bgitu dispesialin sm sm ayah yeon hyo sampe” dy dia tau masalah kluarganya.
    ditunggu bab slanjutnya eon 🙂

  12. Hai Eonni! aku udah sering banget bolak balik buka blog Eonni nungguin ff baru. Dan akhirnya Eonni kembali menetaskan ff baru! Kkkk~ Aku ngerasa beruntung banget nemu blog Eonni, selain karena alur dan penulisannya yang aku suka. Aku juga suka sama main cast cowok di blog Eonni, Kyuhyun dan Myungsoo. Mereka bias aku!! kita memiliki bias yang sama ternyata Eon! Kkk~ Btw, aku seperti curhat. Mianhae xD . komentar ku untuk ff ini, aku tidak bisa ucapkan dengan kata kata. setiap tulisan Eonni selalu bagus!

  13. ciee yang comeback.
    baru buka blog ini lagi.
    kangen eonni, bolak balik buka blog ini tapi kayak gak ada kehidupan gitu.
    ini FF tentang cinta segi banyak, sebentuk sentriol gitu ya *apaan sih.
    tapi ini keren, yang lain juga keren.
    good Luck buat eonni..

  14. HWAAAAAAAAAAAA Eeonnie mian baru smpet komen..
    FF nya kereeen aku suka aku suka, tpi itu kenapa si Kyu di jadiin orang miskin >.<
    Gk pantes ama mukanya yg rupawan ehehe

    Aku jga pensaran ama si MyungSoo, di bneran playboy atau engak..

  15. Seneng banget kakak comeback. Waktu itu aku inget twitt kakak yang katanya mau fokus ke novel aja. Tapi aku masih rajih search ‘hyokyu’ di google. Aku gak nyerah. Dan akhirnya hari ini datang juga. 😀

    Kyu beda banget ya di sini. Jadi anak miskin :3 Myung Soo tetep orang yang paling dingin. 😀 Suka lah.

    By the way, kak. Aku bener-bener nunggu novel Music of Seoul. Bahkan dari tahun lalu. Kakak, kapan terbit?

  16. ya Allah kak kangen banget sama dirimu akhirnya comeback juga>< ff nya seru pake banget itu myungsoo kenapa jadi gitu? oh iya yeon hyo sama kyuhyun aja lebih cocok menurutku wkwk tp semuanya kuserahkan padamu sebagai penulis cerita. lanjutkan kak fighting! 😉

  17. sekian lama nunggu akhirnya mncul juga ff bru.
    Apa yah tujuan myung soo ngomong gitu ke yeon hyo?
    Lanjut lgi eonni ceritanya bgus banget.

  18. halo eonni , lama bgt gak keluar ff mu ,bikin kangen u,u hehe
    oiya maap juga ya eon aku jarang comen dulu pas baca, lanjutin terus ya eon ff mu, 😉

  19. mianhae thor ^-^
    baru ninggalin jejak (y)

    oiya selain pasta dr caffe yeon hyo memuaskan , ternyata pasta berupa cerita dari dari yeon hyo lebih memuaskan !

    TERUSKAN CERITA MU !

  20. un , uda luama pake banget nunggu fanfic unnie , apalagi yg love dust kapan lanjut un penasaran abis . ini jg cerita awalnya keren , kyu yg jarang2 jd anak terlantar(?) skrg jd gni , duh kyknya bgus bgt ini >< , di tggu kelanjutannya ya un , jan lama2 kalo bisa .kalo bisa loh ya :<

    • Hahhahaha 😀 emang jarang banget Kyuhyun jadi anak telantar *ditabok sparkyu*
      Tapi ini sengaja dibikin ginian biar anti mainstream 😛
      wkwkwkkwkw
      doain yaaa cepat kelar ini naskah INFINITY biar dipublish 😛

  21. Beda! Kyuhyun disini beda sekali. Biasanya di gambarkan sebagai ‘Perfect Boy’; tampan, kaya, jenius, tapi disini Kyuhyun jadi orang miskin hahaha! Sukaaaak~ ah berarti Myung Soo tau ya kalo Kyuhyun utusan(?) ayah Yeon Hyo buat melindungi Yeon Hyo. Aaa~ kereen! (y)

  22. Banyak yang bilang ini baru comeback author?
    Sepertinya saya lama gak berkujung ke sini. Maaf ya ^^v.
    Itu juga sepertinya novel makin bertambah aja.
    Semoga makin sukses untuk kedepannya.
    Dan maaf kalau biasanya saya sering jadi silent readers..(kecuali di ff chapter) ^^v
    Pokoknya ditunggu untuk berita terbaru hyo-kyu-soo couple.
    Fighting…… \(^.^)/

  23. WOw di sini Kyu jd seorang yg kekurangan Ekonomi Heheeheh, bklan seru ini
    biasa nya Kyu it namja tampan nd kaya raya lah di sini beda wlupn tampan tp ekonomi nya kkrangan
    Di tnggu next nya admin

Tinggalkan Balasan ke jangsunhi Batalkan balasan